| Melukiskan Sumenep sama halnya dengan melukiskan tentang sebuah kabupaten dimana sejumlah potensi menjadi kekayaan di dalamnya. Potensi alam, potensi religiusitas, potensi wisata dan potensi budaya merupakan bagian dari sekian kekayaan yang dimiliki oleh Sumenep dengan lokasi daerah paling ujung timur di pulau Madura. Sumenep menjadi kabupatan yang diakui ataupun tidak, lebih kaya dibandingkan tiga kabupaten yang lain (Pamekasan, Sampang dan Bangkalan). Kenyataan tersebut, membuktikan bahwa Sumenep memiliki keistimewaan, dibandingkan tiga kabupaten tersebut. Sebagai kabupeten yang kaya di Madura, tidak heran kalau pembangunan di Sumenep sejak beberapa tahun terakhir ini, mengalaini kemajuan yang cukup membanggakan. Berbagai program pembangunan baik pembangunan fisik maupun pembangunan non-fisik, seperti wacana pendidikan dan kesehatan gratis menjadi agenda panting di Sumenep, Bahkan kepedulian terhadap fakir miskin dengan cara memberikan bantuan yang berarti terhadap masyarakat miskin, seperti perbaikan rumah kumuh, bantuan ekonomi kerakyatan dan lain sebagai nya menjadi salah satu langkah kongkret pemerintah Sumenep. Apakah dengan sekian program-program tersebut, terkesan sangat muluk-muluk? Dalam pandangan penulis tidaklah demikian, karena untuk kabupaten potensial seperti Surnenep program yang jelas dan terarah bahkan dirasakan langsung oleh masyarakat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah Sumenep. Artinya, untuk Sumenep, melakukan pembangunan yang maksimal dengan meletakkan kesejahteraan masyarakat Sumenep adalah cita-cita abadi masyarakat Sumenep, sehingga potensi yang ada, baik potensi alam, potensi budaya, potensi SDM yang dimiliki oleh Sumenep tidak hanya sekedar wacana yang kering, tetapi menjadi program yang bisa termanefestasi. Pendidikan gratis dan kesehatan gratis misalnya; secara mendasar merupakan kebutuhan dasar masyarakat Sumenep, yang sudah waktunya terjadi di Sumenep, sehingga Sumenep yang kaya dan memiliki potensi alam tidak hanya sekedar nama; tetapi benar-benar sesuai dengan fakta yang ada. Dalam kerangka itu, kemajuan Sumenep pada gilirannya terletak pada komitmen pemerintah (eksekutif dan legislatif) dan masyarakat Sumenep sendiri, bagaimana menjadikan kemakmuran dan kesejahteraan sebagai capaian yang sangat mendesak. Kekayaan alam yang dimiliki Sumenep; tidak akan bisa diwujudkan, tanpa adanya komitmen maksimal para pengelola dan pemegang kebijakan. Dengan kata lain, maju dan tidaknya Sumenep sangat bergantung pada sejauh mana masyarakat Sumenep dapat menerjemahkan semangat bersama menuju Sumenep yang dicita-citakan, yaitu Sumenep yang tenteram dan penuh dengan kesejahteraan; karena pembangunan benar benar dilakukan sesuai dengan potensi yang ada. KOMITMEN “AKULAH DARAHMU” Seperti yang telah penulis jelaskan di atas bahwa kemajuan Sumenep sangat bergantung pada komitmen dan keikhlasan para pemegang dan pengeloa kebijakan di Sumenep, karena itulah kunci efektif untuk mendongkrak semangat dasar bagai mana membawa Sumenep ke arah yang lebih baik, yaitu arah dimana kemakmuran dengan memanfaat kan potensi dan kekayaan Sumenep menjadi tujuan bersama. Seluruh elemen masyarakat Sumenep, harus satukan tekad : “Sumenep Akuiah Darahmu”. Komitmen semacam itu merupakan kekuatan dah syat dalam memompa semangat sebagai masyarakat Sumenep, bahwa hanya untuk dan demi Sumenep pembangunan dilakukan. Masyarakat Sumenep dalam berbagai elemen, memiliki tanggung jawab yang sama untuk mewujudkan Sumenep yang adil, makmur dan tenteram. Seluruh masyarakat Sumenep bertanggung jawab untuk membela, membangun, dan memperjuangkan kemaslahatan Sumenep secara total, sehingga Sumenep akan menjadi kabupaten yang bisa diandalkan. Dengan tekad mendalam tersebut, Sumenep akan dapat dikembangkan dan digerakkan dengan baik dan maksimal. Sebab, komitmen yang tidak dimiliki oleh masyarakat dalam sebuah kabupaten, haya akan memperlambat roda pembangunan. Masyarakat yang tidak meimiliki spirit adalah masyarakat tanpa masa depan dan akan jauh dari cita-cita yang harus diwu judkan. Oleh karena itu, kemajuan Sumenep terletak pada komitmen bersama seluruh masyarakat Sumenep. Segala macam bentuk pelanggaran dan peyelewengan yang terjadi dalam setiap proses pembangunan di Sumenep selama ini akibat komitmen membangun dan berkorban untuk Sumenep mulai merapuh dan tidak lagi menjadi prinsip “ oknum” di Sumenep, sehingga nalar berfikir mereka selalu mengarah pada usaha bagaimana mengedepankan kepentingan pribadi dari pada kepeintingan Sumenep, dengan cara mengingkari amanat masyarakat Sumenep. Mereka tidak lagi memiliki prinsip bagaimana memberikan yang terbaik untuk Sumenep, bahkan bagaimana mengambil dari Sumenep, sehingga memanfaatkan Sumenep untuk memenuhi hasrat dari nafsu mereka, sehingga bukan malah menjadi “DARAH” bagi Sumenep, tetapi malah mengambil darah Sumenep itu sendiri. Bukan mendonorkan darahnya umuk kemajuan Sumenep, tetapi meminta donor darah pada Sumenep. Itulah problem mendasar, mengapa kemakmuran dan kesejahteraan sulit tercapai. Semangat berkorban untuk kemajuan dan kepentingan Sumenep dengan satu tekad : “ Sumenep Akulah darah mu, tidak lagi menjadi bagian prinsip dan kesadaran masyarakat, yang pada gilirannya adalah keterlambatan dan pengkhianatan terhadap pembangunan itu sendiri. Dalam konteks ini, Komitmen Akulah Darahmu, harus dijadikan sebagai titik pijak seluruh elemen masyarakat Sumenep dalam membangun masa depan Sumenep di masa-masa yang akan datang, sehingga Sumenep yang kaya akan benar-benar menjadi kabupaten yang bisa bermakna terhadap masyarakatnya. Membangun Sumenep tidak hanya cukup hanya dengan kekayaan sumber” daya alam, tetapi juga harus diimbangi dengan kimitmen dan kesadaran masyarakat Sumenep secara umum. Tekad dan komitmen seluruh elemen masyarakat Sumenep, pada dasarnya sebagai power utama di dalam proses pembangunan menuju Sumenep yang dicita-citakan. |


2:41 PM
Ariel



