Saturday, April 30, 2011

Membangun Sumenep Dengan Tekad


Melukiskan Sumenep sama halnya dengan melukiskan tentang sebuah kabupaten dimana sejumlah potensi menjadi kekayaan di dalamnya. Potensi alam, potensi religiusitas, potensi wisata dan potensi budaya merupakan bagian dari sekian kekayaan yang dimiliki oleh Sumenep dengan lokasi daerah paling ujung timur di pulau Madura. Sumenep menjadi kabupatan yang diakui ataupun tidak, lebih kaya dibandingkan tiga kabupaten yang lain (Pamekasan, Sampang dan Bangkalan). Kenyataan tersebut, membuktikan bahwa Sumenep memiliki keistimewaan, dibandingkan tiga kabupaten tersebut.

Sebagai kabupeten yang kaya di Madura, tidak heran kalau pembangunan di Sumenep sejak beberapa tahun terakhir ini, mengalaini kemajuan yang cukup membanggakan. Berbagai program pembangunan baik pembangunan fisik maupun pembangunan non-fisik, seperti wacana pendidikan dan kesehatan gratis menjadi agenda panting di Sumenep, Bahkan kepedulian terhadap fakir miskin dengan cara memberikan bantuan yang berarti terhadap masyarakat miskin, seperti perbaikan rumah kumuh, bantuan ekonomi kerakyatan dan lain sebagai nya menjadi salah satu langkah kongkret pemerintah Sumenep.

Apakah dengan sekian program-program tersebut, terkesan sangat muluk-muluk? Dalam pandangan penulis tidaklah demikian, karena untuk kabupaten potensial seperti Surnenep program yang jelas dan terarah bahkan dirasakan langsung oleh masyarakat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah Sumenep. Artinya, untuk Sumenep, melakukan pembangunan yang maksimal dengan meletakkan kesejahteraan masyarakat Sumenep adalah cita-cita abadi masyarakat Sumenep, sehingga potensi yang ada, baik potensi alam, potensi budaya, potensi SDM yang dimiliki oleh Sumenep tidak hanya sekedar wacana yang kering, tetapi menjadi program yang bisa termanefestasi. Pendidikan gratis dan kesehatan gratis misalnya; secara mendasar merupakan kebutuhan dasar masyarakat Sumenep, yang sudah waktunya terjadi di Sumenep, sehingga Sumenep yang kaya dan memiliki potensi alam tidak hanya sekedar nama; tetapi benar-benar sesuai dengan fakta yang ada.

Dalam kerangka itu, kemajuan Sumenep pada gilirannya terletak pada komitmen pemerintah (eksekutif dan legislatif) dan masyarakat Sumenep sendiri, bagaimana menjadikan kemakmuran dan kesejahteraan sebagai capaian yang sangat mendesak. Kekayaan alam yang dimiliki Sumenep; tidak akan bisa diwujudkan, tanpa adanya komitmen maksimal para pengelola dan pemegang kebijakan. Dengan kata lain, maju dan tidaknya Sumenep sangat bergantung pada sejauh mana masyarakat Sumenep dapat menerjemahkan semangat bersama menuju Sumenep yang dicita-citakan, yaitu Sumenep yang tenteram dan penuh dengan kesejahteraan; karena pembangunan benar benar dilakukan sesuai dengan potensi yang ada.

KOMITMEN “AKULAH DARAHMU”

Seperti yang telah penulis jelaskan di atas bahwa kemajuan Sumenep sangat bergantung pada komitmen dan keikhlasan para pemegang dan pengeloa kebijakan di Sumenep, karena itulah kunci efektif untuk mendongkrak semangat dasar bagai mana membawa Sumenep ke arah yang lebih baik, yaitu arah dimana kemakmuran dengan memanfaat kan potensi dan kekayaan Sumenep menjadi tujuan bersama. Seluruh elemen masyarakat Sumenep, harus satukan tekad : “Sumenep Akuiah Darahmu”. Komitmen semacam  itu  merupakan kekuatan dah syat dalam memompa  semangat sebagai masyarakat Sumenep, bahwa hanya untuk dan demi Sumenep pembangunan dilakukan. Masyarakat Sumenep dalam berbagai elemen, memiliki tanggung jawab yang sama untuk mewujudkan Sumenep yang adil, makmur dan tenteram. Seluruh masyarakat Sumenep bertanggung jawab untuk membela, membangun, dan memperjuangkan kemaslahatan Sumenep secara total, sehingga Sumenep akan menjadi kabupaten yang bisa diandalkan. Dengan tekad mendalam tersebut, Sumenep akan dapat dikembangkan dan digerakkan dengan baik dan maksimal. Sebab, komitmen yang tidak dimiliki oleh masyarakat dalam sebuah kabupaten, haya akan memperlambat roda pembangunan. Masyarakat yang tidak meimiliki spirit adalah masyarakat tanpa masa depan dan akan jauh dari cita-cita yang harus diwu judkan.

Oleh karena itu, kemajuan Sumenep terletak pada komitmen bersama seluruh masyarakat Sumenep. Segala macam bentuk pelanggaran dan peyelewengan yang terjadi dalam setiap proses pembangunan di Sumenep selama ini akibat komitmen membangun dan berkorban untuk Sumenep mulai merapuh dan tidak lagi menjadi prinsip “ oknum” di Sumenep, sehingga nalar berfikir mereka selalu mengarah pada usaha bagaimana mengedepankan kepentingan pribadi dari pada kepeintingan Sumenep, dengan cara mengingkari amanat masyarakat Sumenep. Mereka tidak lagi memiliki prinsip bagaimana memberikan yang terbaik untuk Sumenep, bahkan bagaimana mengambil dari Sumenep, sehingga memanfaatkan Sumenep untuk memenuhi hasrat dari nafsu mereka, sehingga bukan malah menjadi “DARAH” bagi Sumenep, tetapi malah mengambil darah Sumenep itu sendiri. Bukan mendonorkan darahnya umuk kemajuan Sumenep, tetapi meminta donor darah pada Sumenep.

Itulah problem mendasar, mengapa kemakmuran dan kesejahteraan sulit tercapai. Semangat berkorban untuk kemajuan dan kepentingan Sumenep dengan satu tekad : “ Sumenep Akulah darah mu, tidak lagi menjadi bagian prinsip dan kesadaran masyarakat, yang pada gilirannya adalah keterlambatan dan pengkhianatan terhadap pembangunan itu sendiri.

Dalam konteks ini, Komitmen Akulah Darahmu, harus dijadikan sebagai titik pijak seluruh elemen masyarakat Sumenep dalam membangun masa depan Sumenep di masa-masa yang akan datang, sehingga Sumenep yang kaya akan benar-benar menjadi kabupaten yang bisa bermakna terhadap masyarakatnya. Membangun Sumenep tidak hanya cukup hanya dengan kekayaan sumber” daya alam, tetapi juga harus diimbangi dengan kimitmen dan kesadaran masyarakat Sumenep secara umum. Tekad dan komitmen seluruh elemen masyarakat Sumenep, pada dasarnya sebagai power utama di dalam proses pembangunan menuju Sumenep yang dicita-citakan.

Pemkab Sumenep Akan Usulkan Rp 2 Milyar untuk Beasiswa


Sumenep - Setelah mendapatkan desakan dari berbagai elemen masyarakat Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur berjanji akan mengusulkan anggaran beasiswa senilai Rp 2 miliar di perubahan APBD 2011.

Kepala Bidang Sosial Budaya (Sosbud) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Sumenep, Roby Firmansyah mengatakan, sesuai rencana BAPPEDA anggaran beasiswa itu akan diusulkan pada DPRD setempat.

"Dana sebesar senilai Rp 2 milyar itu akan diperuntukkan untuk kuota seribu mahasiswa. Jika disetujui, tiap mahasiswa akan mendapat bantuan senilai Rp 2 juta per orang," terang Roby Firmansyah, kepada wartawan, Rabu (27/04/2011).

Menurutnya, pihaknya telah mengkonsultasikan usulan angaran beasisiwa melalui perubahan APBD 2011 tersebut pada Bupati Sumenep, Busyro Karim.

"Dari hasi konsultasi dengan Bupati, beliau memberikan respon yang cukup baik karena memang banyak permintaan dari masyarakat  agar beasiswa dianggarkan kembali," katanya.

Kendati demikian, pihaknya tidak bisa memastikan seratus persen akan diterima karena usulan tersebut masih akan dibahas bersama legislatif.

"Kalau misalnya disetujui, beasisiwa itu akan diberikan pada mahasiswa yang berperstasi di program strata satu (s1) dan strata dua (s2)," paparnya.

Sementara itu, Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep, Rusman Hadi mengatakan, pihaknya menyayangkan soal dihapusnya anggaran beasiswa di APBD 2011 selama ini. Sebab, dana tersebut sangat menunjang pendidikan generasi di Sumenep.

"Kami sangat menyayangkan. Sebab, program tersebut sangat penting dianggarkan untuk  menunjang dunia pendidikan khususnya di Sumenep," pungkasnya. (bsr/fdl)

Pemerintah Kabupaten Sumenep Siapkan 77 Nomor Pengaduan

Pemerintah Kabupaten Sumenep menyiapkan 77 nomor pengaduan masyarakat, untuk menampung aspirasi rakyat sumenep.

Kabag Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep, Drs. Carto, M.Si mengatakan, nomor pengaduan masyarakat itu termasuk salah satu program kerja 99 hari Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, dalam rangka menampung aspirasi masyarakat.
 

Layanan pengaduan itu, selain sebagai sarana pengaduan masyarakat, juga diharapkan sebagai media pengawasan masyarakat terhadap program yang dilakukan pemerintah daerah.

”Layanan pengaduan ini disediakan pada semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Kantor Kecamatan di seluruh Kabupaten Sumenep, yang seluruh nomor layanan berjumlah 77 nomor,”tegasnya.

Carto menambahkan, setelah SKPD dan Kecamatan menerima nomor pangaduan, Pemerintah Daerah segera mempublikasikan nomor pengaduan itu pada masyarakat. sehingga masyarakat yang ingin mengadukan persoalan dan lainnya, langsung menghubungi nomor instansi terkait.
 

Untuk menindak lanjuti pengaduan masyarakat itu, Bupati bersama Pimpinan SKPD melakukan rapat koordinasi, guna mencari solusi pemecahan pengaduan masyarakat itu.

”Waktu pengaduan hanya berlaku pada saat jam kerja saja, yakni mulai pukul 7.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB,”ungkapnya. ( Yasik, Esha )

Media Kabupaten Sumenep

Dari 4 Kabupaten di Madura, Kabupaten Sumenep mendapat kepercayaan dari pemerintah Pusat melalui Badan Informasi Publik (BIP) Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) Republik Indonesia, untuk mengembangkan pembangunan Teknologi Informasi (TI) ditengah-tengah masyarakat, dengan sarana Media Center.

Menurut Kepala Badan Informasi Publik, Dr. Suprawoto, SH, M.Si, pengembangan TI melalui sarana Media Center bertujuan untuk merajut kembali komunikasi dan informasi antara daerah dan pemerintah pusat, maupun antara masyarakat dan pemerintah yang sempat terputus oleh gelombang arus reformasi, sehingga semua kebijakan yang dihasilkan untuk kepentingan masyarakat, tidak sempat direspon secara positif oleh masyarakat.

âہ“Karena gelombang arus reformasi yang terjadi saat ini, semua kebijakan yang dihasilkan pemerintah tidak secara langsung direspon secara positif oleh masyarakat,â€Âtegas Suprawoto ketika membuka acara Pelatihan Penguatan Sarana Media Center Untuk Daerah se Indonesia, Kamis kemarin (11/06) di Hotel IBIS Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dikatakan pula, untuk membangun kesadaran masyarakat tersebut perlu adanya solusi terbaik, dengan mencoba mencari akar penyebabnya, dan yang terpenting adalah bagaimana diantara daerah lainnya di Indonesia ini saling mengetahui programnya masing-masing untuk disampaikan kepada masyarakat melalui sarana Media Center.

Sementara itu, Kabupaten Sumenep yang telah memiliki sarana internet dan News Room sejak tahun 2004 lalu, rupanya mulai dilirik dan diperhatikan oleh pemerintah pusat melalui BIP Depkominfo dengan bantuan hibah berupa 5 unit perangkat keras (hardware) peralatan sarana Media Center 2009 berikut jaringannya (UTP).

Menurut Eko Suhartono Hadie yang dikirim bersama Ainur Rachman mewakili Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumenep untuk mengikuti pelatihan Penguatan Sarana Media Center Untuk Daerah, Kabupaten Sumenep yang merupakan salah satu Kabupaten di Madura telah siap untuk mengoperasionalkan Media Center tersebut sekitar bulan Juli 2009 mendatang. Namun sebelumnya, Tim Teknis dari PT. Karya Tajur Tangsi sebagai pihak rekanan pengadaan sarana Media Center dan dari BIP yang akan melakukan cek lokasi ke daerah.

Pelaksanaan Pelatihan Penguatan Sarana Media Center ini berlangsung sejak 11 hingga 13 Juni 2009 dengan materi Pembahasan Perangkat Media Center, Pelatihan Dasar Jurnalistik, Aplikasi Web dan Internet, serta Latihan Pemasangan Perangkat Media Center. ( Esha )

Pengaduan Kabupaten Sumenep

Jika anda memiliki masalah silahkan ungkapkan dibawah ini :

Pelaku Usaha Kecil (Mikro)


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu untuk memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas pada masyarakat.

Bahkan mampu berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, serta keberadannya juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.

Hal itu diungkapkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, Ir. H. Djasmo, M.Si saat membuka Bazar Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam rangka memperingati Hari Hadi Ke 65 Propinsi Jawa Timur, di pelataran parkir lapangan Giling Kecamatan Kota Sumenep, Selasa (12/10).

H. Djasmo menyatakan, untuk mengatasi perekonomian bangsa Indonesia, pengembangan UMKM dihadapkan pada upaya mengatasi 2 persoalan pokok, yakni menjadikan UMKM sebagai sektor yang kompetitif untuk orentasi eksport, dan sebagai upaya menciptakan lapangan kerja untuk menanggulagi masalah kemiskinan.

”Dengan adanya target itu, tentu saja UMKM mempunyai tanggung jawab yang besar, sehingga UMKM dituntut untuk mengetahui sararan dan mempunyai kebijakan yang sesuai, agar keberadaannya mampu mewujudkan harapan,”tegasnya.

H. Djasmo menyatakan, sebagai salah satu pilar utama perekonomian bangsa, sudah selayaknya pihak-pihak terkait harus memberikan dukungan penuh pada UMKM dan menciptakan iklim yang kondusif, demi kemjauan perkembangannya.

Sebab, UMKM bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, apabila situasi dan kondisi masyarakat aman dan kondusif, karenanya perlu dioptimalkan berbagai hal mulai dari persiapan SDM, penciptaan usaha yang kondusif, penataan sistem kerja, pemanfaatan teknologi hingga kemampuan dalam menjalankan produksi.

”Hal ini sangat penting, mengingat UMKM menjadi bagian intergral dalam sistem perekonomian tanah air,”ungkapnya.

Sementara itu pelakasnaan Bazar Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam rangka memperingati Hari Jadi ke 65 Propinsi Jawa Timur di pelataran parkir lapangan Giling Kecamatan Kota Sumenep itu berlangsung sejak tanggal 12 hingga 14 Oktober 2010.( Yasik, Esha )

Perusahaan Rokok Lokal Gandeng (Makro)


Meskipun petani tembakau saat ini banyak tidak menghasilkan tembakau, namun tidak berpengaruh pada perkembangan perusahaan rokok kecil dan menengah yang ada di Sumenep. Terbukti, sejumlah perusahaan rokok lokal tersebut tetap berproduksi seperti biasanya.

Seperti halnya yang diakui salah satu pemilik Perusahaan Rokok CV. Aspeks Desa Kasengan Kecamatan Manding, Sutrisno. Menurutnya, sejak bersatunya sejumlah perusahaan rokok di Sumenep, tidak sampai terjadi gulung tikar maupun macet. Sebab, persatuan sejumlah perusahaan rokok di Sumenep cukup bagus dan tetap menjalin kemitraan dengan perusahaan besar.

“Syukurlah, meskipun sebagian teman-teman para pengusaha biasanya ketika terjadi kelangkaan bahan baku mulai kebingungan dan tidak bisa memproduksi, namun kali ini sudah tidak terjadi lagi,”ujar Sekretaris Asosiasi Perusahaan Rokok Sumenep (ASPERSU) ini.

Menurutnya, selama ini beberapa perusahaan rokok kecil dan menengah memilih membentuk lembaga maupun asosiasi, sehingga keberadaannya tetap solid. Salah satu upaya yang dilakukan, yakni menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan rokok berskala besar.

Jadi, ketika perusahaan yang tergabung dengan asosiasi mengalami kesulitan bahan baku dan sebagainya. Melalui kerjasama yang dijalin bisa saling memberikan kontribusi dan saling bantu. Meskipun dalam pemasarannya tetap tergantung masing-masing perusahaan.

Bahkan, tegas Sutrisno, pihaknya terus berupaya mengembangkan usahanya dengan mendirikan anak perusahaan di beberapa Kecamatan. Sebab, selama ini perusahaannya sudah banyak mendidik para tenaga profesional yang dilaksanakan melalui program pelatihan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumenep setiap tahun.

“Melalui asosiasi banyak yang kami peroleh, baik dari sisi kematangan sebuah perusahaan maupun bentuk usaha lain yang bisa kami jadikan anak perusahaan, seperti mendirikan Toko Serba Ada (Toserba) dan sebagainya,”pungkasnya. ( Ren, Esha )

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons